Jenis Jenis Pekerjaan di Perkebunan Kelapa Sawit
Secara umum pekerjaan di perkebunan kelapa sawit memiliki beberapa jenis pekerjaan diantaranya pemanenan dan pemeliharaan. Pekerjaan-pekerjaan ini memegang peranan penting dalam industri perkebunan kelapa sawit.
Pekerjaan ini mutlak diperlukan untuk membuat tanaman kelapa sawit tetap produktif agar hasil yang diinginkan tetap berlanjut / kontinu dalam jangka waktu yang panjang. Untuk menambah referensi kamu, berikut ini jenis-jenis pekerjaan di perkebunan kelapa sawit
Persiapan lahan atau land clearing (LC) merupakan faktor yang dapat menentukan kualitas produksi nantinya. Saat melakukan persiapan lahan perlu diperhatikan aspek-aspek diantaranya:
- Apa jenis lahan yang digunakan
- Bagaimana metode pembukaan lahan yang mudah dan cepat
- Apakah memperhatikan aspek lingkungan
- Keefektifan biaya (cost) pembukaan lahan
- Apakah dilakukan pemeriksaan sifat kimiawi tanah
- Bagaimana topografi dan alur transportasi nantinya
Setelah persiapan lahan sudah baik maka selanjutnya perlu dilakukan pembuatan jalan yang meliputi
- Pembangunan jalan utama yang dapat dilalui disegala cuaca
- Pembuatan jalan-jalan kecil untuk kemudahan akses pemanenan dan pemeliharaan
- Pembuatan parit/drainase di sekitar areal tanaman
- Pembuatan kantung-kantung penyimpanan air saat musim penghujan untuk menghindari banjir
Mulanya, tanaman kelapa sawit tidak bisa sembarangan ditanam begitu saja. Karena kualitas bibit terbaik memegang peranan penting untuk menghasilkan produksi buah yang maksimal dalam jangka waktu yang panjang.
Kualitas bibit terbaik dipengaruhi beberapa faktor yaitu
- Dari mana sumbernya, apakah memiliki genetik yang bagus
- Bagaimana mekanisme pembibitan dan kultur teknis selama pembibitannya
- Apakah bibit diseleksi dari beberapa bibit lainnya
- Berapa umur bibit yang ideal untuk ditanam.
Teknik pembibitan yang baik meliputi dua aspek yang mendasar yaitu perlakuan pra pembibitan (pre nursery) dan pembibitan utama (main nursery).
Proses ini dimulai dari pembuatan media tanam, penanaman awal dan penyeleksian bibit yang akan ditanam. Beberapa perkebunan kelapa sawit terkadang tidak melakukan pembibitan sendiri, karena keterbatasan alat, teknologi dan tenaga kerja.
Tanaman kacangan sebagai pelindung tanah dari erosi juga perlu diperhatikan. Disamping itu tanaman kacangan bisa dikatakan merupakan pondasi awal yang baik untuk menjaga sifat kimiawi tanah.
Menanam tanaman kacangan juga dapat meningkatkan kesuburan tanah dan menjaga air tetap bertahan saat terjadi hujan. Disamping itu dapat menghindari potensi pertumbuhan gulma yang dapat tumbuh pesat di areal perkebunan
Pada tanaman sawit muda, tanaman kacangan mampu berperan efektif dalam menjaga untuk menekan pertumbuhan hama dan penyakit tertentu.
Proses penanaman tanaman kacangan meliputi aspek
- Pemilihan jenis tanaman kacangan yang sesuai dengan jenis tanah dan cuaca di areal perkebunan
- Pembibitan tanaman kacangan yang baik dan benar
- Pertimbangan biaya dan kemudahan pemeliharaan tanaman kacangan
- Lokasi-lokasi tempat penanaman kacangan yang efektif
Ada beberapa jenis tanaman kacangan yang tersedia, namun penggunaannya harus diperhatikan karena tanaman kacangan dapat merambat dengan cepat.
Pada beberapa kasus, penanaman tanaman kacangan bisa gagal. Dibutuhkan pemeliharaan tanaman kacangan agar tidak mati karena biayanya dirasa cukup tinggi.
Tanaman belum menghasilkan (TBM) adalah tanaman kelapa sawit muda nantinya akan mengeluarkan bunga pada umur 14 bulan. Bunga-bunga ini harus disingkirkan karena hasil buah dari bunga ini tidak ekonomis untuk diolah.
Ini disebabkan produksi buah pada masa awal-awal usia tanam hasilnya tidak sempurna, istilahnya tanaman masih belajar berbuah. Dan ini berlangsung sampai usia TBM 24 bulan sebelum TBM beralih ke tanaman menghasilkan (TM).
Proses membuang bunga ini disebut Kastrasi, dan pekerjaan ini berlangsung selama beberapa bulan. Kastrasi juga bertujuan menyempurnakan sifat vegetatif tanaman.
Dengan melakukan kastrasi, sifat generatif tanaman akan terhambat dan tanaman menjadi fokus pada pengembangan vegetatifnya. Tujuan utamanya untuk membentuk tanaman yang lebih besar, kokoh dan kuat.
Jika tidak dilakukan kastrasi maka tanaman akan cenderung kerdil dan lemah, karena terlalu cepat berbuah (menjadi produktif), oleh karena itu kastrasi merupakan pekerjaan sangat penting sebelum peralihan dari TBM ke TM.
Nantinya sebelum memasuki usia TM kastrasi dihentikan total setidaknya 6 bulan sebelum dilepas menjadi tanaman produktif.
Gulma merupakan tumbuhan yang muncul secara alamiah namun tidak dikehendaki karena dapat merugikan tanaman kelapa sawit.
Gulma bisa menghambat pertumbuhan dan menurunkan kuantitas dan kualitas produksi kelapa sawit karena seringkali menjadi biang hama dan penyakit.
Areal yang perlu dijaga kebersihannya dari tumbuhan gulma diantaranya
- Piringan sawit, yaitu areal di sekeliling tanaman kelapa sawit
- Pasar pikul, yaitu jalan kecil tempat jalur pemanen memikul buah
- Jalan utama, yaitu jalan yang dapat dilalui kendaraan pengangkutan
- Tempat pengumpulan hasil (TPH), yaitu tempat buah TBS dikumpulkan sebelum diangkut ke PKS
Pengendalian gulma harus dilakukan secara berkala untuk mengurangi
losses yang disebabkan areal perkebunan yang kurang terawat.
Contoh beberapa jenis gulma yang harus dikendalikan
- Lalang di piringan dan gawangan
- Rumput-rumputan liar
- Tanaman talas
- Jamur dan anak kayu
Namun tidak semua tumbuhan liar mesti diberantas, beberapa jenis rumput-rumputan yang tumbuh pendek dan berakar dangkal masih dapat ditoleransi karena dapat mengurangi erosi dan menjaga kelembaban tanah.
Pemupukan adalah faktor penentu besar produksi di perkebunan kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit yang dilakukan pemupukan secara teratur akan menghasilkan janjang sawit yang besar dan berat.
Pemupukan akan mendorong nilai unsur hara makro dan mikro sehingga menghasilkan minyak per hektar yang tinggi.
Sebagai contoh tanaman kelapa sawit usia 8-10 tahun memiliki produksi sampai dengan 25 ton / tahunnya. Jika tidak diberi pupuk maka ia hanya dapat menghasilkan sekitar 5-10 ton saja.
Dibutuhkan pupuk NPK dengan kandungan 193 kg Nitrogen, 26 kg Phosphor, 251 kg Kalium dan 61 kg Magnesium per pokok per tahun.
Prinsip pemupukan adalah pupuk yang diberikan tiap pohonnya harus menerima jenis pupuk dan dosis yang sama.
Agar menjaga hasil tetap tinggi perlu diberikan pemberian pupuk yang dapat dilakukan per semester atau triwulan tergantung tenaga kerja dan cuaca.
Pemberian pupuk harus terpenuhi dengan cara pemberian pupuk anorganik atau subtitusi pupuk organic atau keduanya.
Hama pada perkebunan kelapa sawit adalah hewan yang dapat mengganggu dan merusak buah dan tanaman kelapa sawit.
Hewan-hewan liar yang ada di perkebunan pada dasarnya muncul secara alamiah karena adanya siklus mata rantai ekosistem kehidupan.
Maka diperlukan pengendalian dalam arti bukan dihilangkan secara total, namun dikurangi atau dikendalikan agar mata rantai ekosistem tidak terganggu.
Pada dasarnya semua hewan liar tetaplah berguna karena ia merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan. Jika dimusnahkan bisa berakibat terhadap rantai ekosistem lainnya.
Agar mendapatkan hasil pengendalian yang baik dan efektif perlu diterapkan pengelolaan yang memanfaatkan teknik yang sesuai dengan efek yang minimal.
Tujuannya adalah mengurangi populasi atau mengontrol jumlahnya dengan efektif agar tidak terjadi kerusakan ekonomi
Beberapa jenis hama pada tanaman perkebunan kelapa sawit
- Ulat Api dan ulat kantung, yaitu ulat pemakan daun
- Tikus, sering memakan buah kelapa sawit
- Kumbang tanduk (Oryctes Rhinoceros)
- Kumbang scarab (Adoretus) dan kumbang malam (Apogonia)
- Ngengat penggerek tandan (Tirathaba Rufivena)
- Rayap, yaitu pemakan batang kelapa sawit
Pekerjaan pemanenan adalah pekerjaan yang meliputi semua lingkup panen, mulai dari mendodos, mengutip buah brondolan dan memikul tandan sawit melalui pasar pikul dan meletakkannya di tepi jalan utama yang dilalui kendaraan pengangkutan.
Selanjutnya petugas pengutipan buah atau pemuat akan melangsir buah yang telah dipanen dan membawanya ke tempat pengumpulan hasil (TPH)
Daftar pekerjaan pemanen diantaranya :
- Mendodos / memotong / menjatuhkan buah matang dari pokok
- Mengutip brondolan sawit yang terjatuh dari pohon sampai bersih
- Membawa buah hasil panen ke jalur perlintasan pengangkutan (jalan utama)
Pemanenan harus bersinergi dengan kecepatan pengangkutan / transportasi di lapangan. Karena memengaruhi tingkat kesegaran buah (Asam lemak bebas atau FFA semakin rendah). Semakin cepat proses pengangkutan maka semakin baik.
Melakukan pendataaan (sensus) terhadap buah secara berkala merupakan faktor yang sangat penting untuk mengambil kebijakan-kebijakan dalam waktu kedepan.
Dengan melakukan sensus, maka bisa diketahui langkah yang akan diambil oleh manajemen perkebunan dalam mengatur pembiayaan dan penekanan losses karena memiliki data acuan analisa produksi.
Sensus buah dan sensus pokok perlu dilakukan secara berkala untuk mengestimasi biaya dan menetapkan target produksi untuk 6 bulan atau 1 semester. Sehingga biaya eksploitasi dapat sesuai dengan yang realisasi yang diharapkan.
Adapun kegunaan sensus buah dan sensus pokok diantaranya
- Memperkirakan jumlah produksi TBS dalam 6 bulan kedepan
- Memperkirakan kebutuhan biaya yang akan datang (Penyusunan RKO)
- Dapat menetapkan anggaran biaya bulanan dan tahunan (RPBK dan RKAP)
- Sumber data untuk menghitung target produksi yang realistis dan akurat.
- Mengetahui kondisi sesungguhnya di lapangan, sehingga dapat mengukur losses
Pendataan sensus di lapangan harus dapat dipertanggung jawabkan datanya. Perlu dilakukan pemeriksaan dan supervisi yang baik agar tidak terjadi kecurangan dan kesalahan data (kredibel)
Apa saja yang di sensus diantaranya
- Jumlah janjang di pokok
- penimbangan berat janjang
- Jumlah pokok yang aktif menghasilkan
- dan lainnya yang dirasa perlu
Tanaman kelapa sawit membutuhkan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Sehingga diperlukan daun yang banyak.
Disatu sisi, pelepah kelapa sawit akan menyulitkan pemanenan kelapa sawit. Beberapa pelepah harus dipotong untuk memudahkan proses pengambilan buah.
Maka harus ada ukuran pelepah yang pas, artinya tidak terlalu banyak dan tidak pula terlalu sedikit. Jumlah optimal diantara 48-56 pelepah untuk tanaman muda.
Pruning atau Penunasan adalah proses pemotongan pelepah kelapa sawit yang tidak diperlukan secara berkala untuk memudahkan proses pemanenan dan menjaga kebersihan tanaman (sanitasi)
Adapun maksud dan tujuan penunasan (pruning)
- Memudahkan pemanenan, baik pemotongan dan melihat buah secara visual.
- Mencegah buah brondolan tersangkut pada sela-sela ketiak pelepah
- Memudahkan proses penyerbukan secara alami
- Sanitasi / kebersihan tanaman, sehingga tanaman tidak mudah ditinggali hama
- Memudahkan pekerjaan penyemprotan, pemupukan dan pengutipan brondolan (untuk tanaman muda)
Namun perlu diperhatikan bahwa pruning tidak boleh dilakukan secara berlebihan (over pruning). Ini bisa menyebabkan penurunan produksi karena berkurangnya tingkat fotosintesis dan tanaman menjadi stress.
Gejala over pruning yang umum dapat dilihat diantaranya
- Meningkatnya bunga betina gugur
- Peningkatan bunga jantan
- Penurunan berat janjang rerata (BJR)
Agar efektif, pruning membutuhkan pengawasan yang tepat, pelatihan secara berkala dan menggunakan alat yang tepat.
Sebelum tanaman memasuki usia menghasilkan (TM) sebaiknya tidak boleh melakukan penunasan apapun. Hal ini dimaksudkan tanaman masih dalam proses generatif sehingga jumlah pelepah belum maksimal.
Pekerjaan penunasan untuk tanaman muda hanya diperkenankan membuang pelepah terbawah dan pelepah kering agar pertumbuhan tanaman tidak terganggu.
Komentar
zalrizblog
27 Juni 2021 | 16:38:30thanks info bang Andi, jadi pengen nyoba kerja di perkebunan sawit nih heee
admin@semangkablog
29 Juni 2021 | 01:15:40kuy cobain 😊
Abdul Rohman
15 April 2022 | 19:24:36Pak ada kerjaan pemotong rumput nggK dengan pakai mesin.
Tanya dulu...