HDD vs SSD. Kenali Perbedaan, Keunggulan dan Kelemahannya
Pilih media penyimpanan Hard Disk atau SSD? Pertanyaan ini sering sekali muncul di kalangan pengguna komputer. Beberapa menyarankan untuk menggunakan SSD sebagai media penyimpanan masa kini. Sebenarnya apa sih SSD itu? dan mengapa banyak orang menyarankan menggunakan penyimpanan SSD?
Kali ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai media penyimpanan SSD mengapa begitu populer dan apa saja keuntungan menggunakan SSD dibandingkan Hard Disk konvensional serta kekurangannya sehingga kamu bisa memilih media penyimpanan jenis apa yang sesuai dengan kebutuhan kamu.
Sejarah SSD
SSD atau Solid State Drive adalah teknologi penyimpanan yang pertama kali diperkenalkan kepada industri dan pasar serta kebutuhan militer pada pertengahan tahun 1990.
Seiring dengan kebutuhan pasar SSD mulai muncul pada perangkat mobile khususnya laptop yang terbukti dapat meningkatkan performa baca-tulis media penyimpan secara signifikan.
Dengan menggunakan teknologi penyimpanan mirip dengan memori flash pada smartphone jaman sekarang, SSD generasi awal mampu melakukan baca/tulis dengan kecepatan hingga 80 megabyte per detiknya.
Manakala pada saat itu ukuran tersebut sudah terbilang sangat cepat jika dibandingkan dengan menggunakan hard disk konvensional yang hanya mampu melakukan baca-tulis pada cakram dengan kecepatan hanya sekitar 10-15 megabyte per detiknya.
Siapa Penemu SSD?
Konsep dasar SSD pertama kali ditemukan oleh Fujio Masuoka di Toshiba pada tahun 1980, dan mulai dikomersialkan pada tahun 1987. Awalnya masih berbentuk memori flash, dan teknologi ini masih kurang banyak peminat.
Pendiri Sandisk Corporation, Eli Harari, Sanjay Mehrotra dan Jack Yuan melihat peluang ini sebagai potensi yang bisa digunakan sebagai alternatif dari teknologi Hard Disk yang sudah ada. SSD yang asli berbasis flash pertama kali secara komersial diluncurkan oleh Sandisk pada tahun 1991.
Pendiri Sandisk (dulunya SunDisk)
SSD dengan interface PCMCIA (sejenis konektor yang tersedia pada laptop tahun 1990an) mulanya diperkenalkan dan dijual seharga USD $1000 dan digunakan oleh IBM pada laptop Thinkpad Series.
Generasi SSD selanjutnya muncul pada tahun 1998 dengan bentuk interface PATA dengan dimensi 2½ dan 3½ inci dengan peningkatan kecepatan yang signifikan.
Sampai dengan saat ini SSD terus berevolusi dengan peningkatan kecepatan dan penurunan harga per gigabyte kapasitas sehingga sudah sangat terjangkau untuk digunakan pada laptop kelas mid dan low end.
Apa itu SSD?
SSD adalah perangkat penyimpan data yang menggunakan beberapa bank IC sebagai memori yang bekerja secara simultan untuk menyimpan informasi. Chip berbasis silikon yang bisa menyimpan data secara permanen ini sama seperti media flash drive namun memiliki jumlah IC lebih banyak dan memory controller yang lebih besar.
SSD merk Samsung
Jika kamu memiliki sebuah laptop keluaran tahun lama yang masih menggunakan Hard Disk, mungkin kamu pernah mengalami lambat (aka lemot), sering not responding, start-up lama, membuka aplikasi lambat, bahkan hang.
Kamu tidak sendiri, masalah tersebut banyak ditemui sehari-hari terutama saat menggunakan sistem operasi (OS) terbaru seperti Windows 10 yang memiliki karakteristik pembacaan data yang cukup tinggi dan berat.
Sehingga banyak yang menyarankan untuk melakukan migrasi dari Hard Disk ke SSD, ini memang benar. Namun apa saja perbedaannya? Apakah signifikan?
Parameter |
SSD (Solid State Drive) |
HDD (Hard Disk) |
Daya |
2-3 Watt |
6-7 Watt |
Harga |
Per GB lebih mahal |
Per GB lebih murah |
Waktu Boot |
5-15 detik |
>40 detik |
Kapasitas |
Umumnya <1TB |
2TB atau lebih |
Kebisingan |
Hening |
Bersuara |
Getaran |
Tidak ada |
Ada Getaran |
Kecepatan |
>200 MB/s |
<200 MB/s |
Panas |
Ada panas |
Sedikit panas |
Usia Pakai |
Rata-rata > 4 tahun |
Rata-rata <4 tahun |
Perbedaan SSD dan HDD
Hard disk adalah media penyimpanan yang masih menggunakan media cakram. Diatas cakram tersebut ada head pembaca yang digerakkan oleh dinamo. Seiring waktu bantalan dinamo dapat aus dan kecepatan dinamo bisa berkurang.
Ini membuat Hard disk menjadi usang dan tidak dapat digunakan lagi. Pada dasarnya usia pakai sebuah Hard disk rata-rata dibawah 4 tahun. Jika kamu memiliki Hard Disk yang usia pakainya lebih dari 4 tahun berarti kamu termasuk orang yang beruntung.
Perbandingan Hard Disk dan SSD
Sementara Solid State Drive (SSD) memiliki usia pakai yang lebih panjang, dikarenakan SSD tidak memiliki mekanisme yang bergerak. Ia hanya menggunakan bank memory flash sebagai teknik penyimpanan.
- Data lebih aman.
SSD menggunakan penghitungan TBW (Terabyte Written), yang artinya pengukuran teoritis kemampuan maksimum SSD dalam menyimpan data setelah melalui siklus tulis dalam hitungan byte.
Ketika sebuah SSD mengalami "keausan" maka ia kehilangan kemampuan untuk menulis data, namun ia masih dapat membaca data tersebut, sehingga kamu masih sempat memindahkan data ketika SSD tidak lagi mampu menulis pada bank memorinya.
Angka TBW ini hanyalah pengukuran secara teoritis, pada penerapannya, beberapa SSD bahkan dapat melampaui TBW yang telah ditetapkan dari pabrikan SSD.
- Performa lebih cepat
Dengan menggunakan SSD performa laptop/komputer akan terasa lebih kencang dibandingkan Hard Disk konvensional. Jika dibandingkan kecepatan booting terasa 2-3 kali lebih cepat dan membuka aplikasi terasa lebih ringan dan enteng.
Jika sebelumnya kamu membuka aplikasi browser seperti Google Chrome, yang dulunya memakan waktu 10-15 detik, maka dengan menggunakan SSD aplikasi dapat terbuka hanya 3 detik saja. Begitu pula dengan aplikasi lainnya. Jadi kamu bisa bekerja lebih produktif.
Lagipula siapa yang senang berlama-lama hanya untuk membuka satu aplikasi bukan? Kebanyakan yang sudah migrasi ke SSD tidak mau lagi kembali ke Hard Disk konvensional.
- Tidak bersuara
Jika sebelumnya kamu mendapati suara Hard Disk berputar "ngiiing" saat kerja di malam hari, kini kamu tidak akan mendengarnya lagi. Karena tidak ada cakram dan dinamo yang berputar seperti Hard Disk konvensional.
- Shutdown dan Update Windows lebih cepat.
Dengan menggunakan SSD kamu bisa shut down lebih cepat, biasanya kurang dari 10 detik laptop/komputer akan mati begitu kita mematikannya. Ini menghemat waktu. Begitu pula dengan proses update Windows, terutama Windows 10 yang sering melakukan pembaruan.
- Lebih tahan guncangan
Pernahkah laptopmu hang ketika kamu menggunakannya saat di perjalanan? Terkadang sedikit guncangan seperti saat menggunakan laptop di mobil yang sedang bergerak bisa mengakibatkan Hard Disk mengalami kesalahan baca/tulis
Akibatnya sistem operasi Windows menjadi hang atau not responding. Dengan menggunakan SSD tidak ada lagi masalah ini akibat guncangan dan benturan saat di perjalanan. Sehingga datamu lebih aman.
- Tidak memerlukan Fragmentasi
Ketika Hard Disk menulis data pada cakram, sebaran data akan terfragmentasi. Artinya Hard Disk akan menulis secara acak dimana terdapat kekosongan blok. Ini menyebabkan penurunan perfoma ketika saat pembacaan data, karena sebaran data memiliki tempat yang berbeda-beda pada cakram.
Akibatnya head pada Hard Disk bekerja ekstra bolak-balik hanya untuk membaca data dari sektor 1 ke sektor lainnya, dan blok 1 ke blok lainnya. Untuk mengatasi ini, kita perlu melakukan defragmentasi.
Berbeda dengan SSD, kita tidak perlu melakukan ini karena data tersimpan pada chip flash. Kapan saja data dibutuhkan maka SSD cukup memanggilnya lewat controller dimana data tersebut tersimpan. Otomatis lebih cepat dan efisien.
Untuk optimalisasi data, SSD hanya perlu melakukan Trim agar sistem operasi dapat menulis ditempat yang sama, dan ini terjadi secara otomatis.
Walaupun demikian, SSD juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya:
- SSD sedikit lebih panas.
Karena menggunakan flash memory, SSD akan mengeluarkan panas saat digunakan. Namun sebenarnya ini tidak mempengaruhi kinerja SSD secara keseluruhan. Temperatur SSD saat beroperasi berkisar 35-40ºC.
SSD jenis NVMe memiliki temperatur lebih tinggi karena performanya yang lebih cepat. Biasanya beroperasi pada suhu 40-80ºC, tergantung pemakaian. Jika suhu menyentuh 90ºC maka SSD akan menurunkan performa (thermal throttling) secara otomatis
- Penyimpanan lebih kecil
Di toko komputer yang menjual SSD biasanya tersedia mulai dari ukuran 120 GB, 250 GB, 500GB. Berbeda dengan Hard Disk yang kapasitasnya dijual mulai dari 500GB, 1 TB, 2 TB.
Namun demikian, SSD terus berinovasi dan mengembangkan teknologi yang memungkinkan kerapatan data pada flash lebih banyak lagi. Saat ini sudah ada SSD yang berkapasitas 4 TB.
- Harga lebih mahal
Jika kamu membandingkan harga SSD dan Hard Disk berkapasitas sama, maka perbedaan harga antar keduanya cukup signifikan. Biasanya harganya sekitar 2 banding 1, harga SSD lebih mahal dari Hard Disk konvensional.
Namun ini bisa kamu akali dengan menggunakan SSD dan Hard Disk secara bersamaan. SSD sebagai Sistem Operasi dan penyimpanan aplikasi, sedangkan Hard Disk sebagai tempat penyimpanan media, seperti Video, Audio yang filenya berukuran besar-besar.
Perbandingan harga antara Hard Disk vs SSD sama-sama berkapasitas 500 Gigabyte
Silahkan pilih Hard disk jika kamu :
- Tidak begitu mempermasalahkan kecepatan
- Ingin harga lebih murah
- Menggunakan banyak data
- Ingin membangun server penyimpanan berkapasitas besar
Dan, silahkan pilih SSD jika kamu:
- Membutuhkan kecepatan dan kinerja maksimal
- Rela membayar untuk kinerja yang lebih cepat
- Tidak begitu memiliki banyak data
- Menyimpan data berukuran besar pada tempat terpisah
Menurut kamu, mending pilih Hard Disk atau SSD? Silahkan tuliskan di kolom komentar ya! Sekian informasi yang dapat kami berikan, pilihlah media penyimpanan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kamu.
Terima kasih telah membaca fellow semangkamanians! 😉
Komentar