Daftar istilah umum yang sering digunakan dalam dunia Astronautika
List of common terms on astronautics world
Dalam dunia astronautika, atau penerbangan roket ke luar angkasa, banyak istilah-istilah penting yang digunakan. Kamu suka nonton peluncuran roket di youtube, tapi kamu bingung banyak istilah yang kamu nggak mengerti, misalnya apa sih istilah Max-Q, RP-1, Propelan, Trajectory dan sebagainya.
Biar nambah pengetahuan kamu yuk kita bahas, apa saja maksud dari berbagai istilah yang sering digunakan tersebut, ups... tenang aja, Jika kamu masih awam dengan dunia astronautika, penulis akan mendeskripsikan secara gamblang dengan bahasa yang sangat mudah dimengerti. yuk simak artikelnya 😊
momen ketika roket berada di titik Max-Q
Dalam dunia astronautika, Max-Q adalah titik dimana sebuah penerbangan roket di atmosfer mencapai tekanan dinamis maksimum. Hal ini adalah faktor penting yang diperlukan dalam mendesain suatu kendaraan untuk mengukur ketahanan struktural kendaraan tersebut.
Biasanya titik ini dicapai ketika roket mendekati kecepatan 1100 kilometer per jam di ketinggian 9 kilometer. Roket akan menurunkan kecepatan dengan mengurangi pembakaran, setelah melewati titik tersebut dan atmosfer menjadi semakin tipis maka mesin akan dipercepat kembali.
Ini berguna untuk mencegah rusaknya material pada hidung roket, karena jika tidak dilakukan "pengereman" maka material akan mengalami perubahan bentuk, dan ini sangat berbahaya. Itulah sebabnya pengujian struktural diperlukan dalam pembuatan desain roket, supaya bisa tahan terhadap gesekan udara yang begitu kuat di atmosfer.
bahan bakar roket RP-1
Dalam dunia astronautika RP-1 merujuk pada jenis bahan bakar roket yang berbentuk cair. RP-1 dengan nama lain Rocket Propellant-1 atau Refined Petroleum-1 adalah bahan bakar yang dimurnikan dari kerosene (kerosin / minyak tanah).
RP-1 memiliki karakteristik yang mirip dengan bahan bakar pesawat jet, RP-1 lebih murah dan stabil pada suhu kamar. RP-1 juga memiliki tingkat resiko lebih kecil dari bahaya ledakan dan memiliki komposisi yang lebih padat.
diagram letak propelan dalam mesin roket
Propelan (propellant) adalah kata lain dari bahan bakar roket. Propelan merupakan bahan yang digunakan oleh roket untuk memproduksi reaksi kimia yang menghasilkan reaksi (dengan bantuan oksidator) untuk menciptakan dorongan dari produk akhir reaksi.
Produk akhir tersebut akan menghasilkan massa gas bervolume besar, sehingga mengakibatkan tekanan yang besar pada chamber, dengan membuat desain corong maka dihasilkan kecepatan buang yang sangat tinggi yang dialirkan keluar dari nosel roket.
Dalam propelan roket, bahan bakar seperti RP-1 mengalami reaksi kimia eksotermis untuk menghasilkan gas panas.
Dalam dunia astronautika, propulsi bersumber dari kata "dorongan" yang artinya sistem pendorongan pada mesin roket antariksa. Arah propulsi selalu mengalir dari belakang kendaraan sehingga arah pergerakan roket menjadi maju kedepan (kebalikan dari propulsi).
Propulsi wahana antariksa adalah bidang riset yang aktif. Teknologi pada propulsi selalu berhubungan dengan mesin roket. Propulsi merupakan hal yang cukup kompleks, karena menentukan kemana trajectory roket dengan memerhitungkan aspek titik keseimbangan massa pada roket.
Ketika roket meluncur, mesin dihidupkan maka massa roket selalu berkurang. Dengan berkurangnya massa akan memengaruhi secara keseluruhan titik keseimbangan roket, oleh karena itu perhitungan propulsi sangat penting agar roket tidak terbang ke tempat yang tidak diinginkan.
lintasan trajectory roket tingkat kedua
Trajectory, atau trajektori dalam dunia astronautika adalah "lintasan", artinya garis yang dilintasi roket. Garis ini digambarkan mulai dari lintasan yang telah dilalui roket dan termasuk lintasan yang akan dilalui roket.
Dengan perhitungan matematis sederhana sebuah roket yang meluncur dengan kecepatan konstan dapat diprediksi kemana arah trajektorinya, namun perhitungan akan menjadi berbeda ketika kecepatan roket berubah-ubah, semakin cepat roket maka trajektori semakin lurus.
Di luar angkasa, roket selalu diluncurkan ke titik / orbit yang di kehendaki. Ketika diperlukan pembelokan trajektori, maka nosel akan melakukan gimballing untuk menyesuaikan trajektori ke arah yang diinginkan.
nosel roket sedang melakukan gimballing
Dalam sistem propulsi roket kompleks, mesin roket tidak selalu mendorong lurus kebelakang. Nosel roket dapat melakukan pergerakan yang dapat diputar pada dua sumbu (pitch dan yaw). Saat nosel digerakkan, arah dorong berubah relatif terhadap pusat massa roket. Ini disebut Gimballing
Pada gambar diatas menggambarkan tiga kasus. Roket di gambar tengah menunjukkan konfigurasi penerbangan garis lurus dimana arah dorongnya berada di sepanjang garis tengah roket dan melalui pusat massa roket.
Pada gambar roket di kiri, nosel telah dibelokkan ke kiri dan garis dorong sekarang miring ke garis tengah roket pada suatu sudut yang disebut sudut gimbal. Karena gaya dorong tidak lagi melewati pusat massa, maka torsi dihasilkan di sekitar pusat massa dan ujung roket berbelok ke kiri.
Jika nosel diputar kembali di sepanjang garis tengah, roket akan bergerak ke kiri. Pada roket di sebelah kanan, nosel telah dibelokkan ke kanan dan hidung digerakkan ke kanan.
Dengan melakukan gimballing dengan tepat maka kamu bisa "membelokkan" roket ke trajektori yang kamu inginkan.
apoge atau sering disebut maximum altitude
Dalam dunia astronautika, apogee (dibaca : apoji) artinya "langit-langit". Apogee adalah titik terjauh atau ketinggian maksimum yang mampu ditempuh roket dari permukaan bumi.
Misalnya roket Starship SN9 milik SpaceX yang meledak pada pengujian tempo hari memiliki titik apogee di 10 kilometer, artinya roket diluncurkan setinggi 10 kilometer sebelum akan berbelok kembali untuk mendarat di bumi.
oksigen cair berwarna bening kebiruan
LOX atau Liquid Oxygen adalah oksigen yang berbentuk cair. Mesin roket membutuhkan oksigen sebagai oksidator agar terjadi reaksi pembakaran di mesin roket. Luar angkasa adalah hampa udara, sehingga roket perlu membawa oksigennya sendiri.
Oksigen secara alamiah adalah berbentuk gas pada suhu kamar. Untuk membawa oksigen dalam jumlah besar, maka ia perlu dipadatkan. Jika dipadatkan maka ia akan berubah bentuk menjadi cair. Oksigen memiliki sifat kriogenik yang artinya memiliki suhu yang sangat dingin jika dipadatkan dalam tangki bertekanan.
Itulah sebabnya terkadang kamu melihat ada kristal-kristal es dibagian luar roket karena suhunya yang teramat dingin, bisa dibawah –150 °C
static fire test durasi penuh
Static fire test atau uji pembakaran statis adalah mekanisme pengujian pada mesin roket bermuatan. Sebelum roket diluncurkan tentu perlu dilakukan pengujian mesin. Peluncuran roket yang handal memerlukan mesin yang stabil dan mumpuni. Karena yang diangkut adalah barang senilai jutaan bahkan miliaran dollar.
Ketika static fire dilakukan, maka mesin roket akan dihidupkan selama beberapa detik, biasanya sekitar 3-5 detik. Umumnya static fire tidak dilakukan lebih lama dari itu, dikarenakan jika lebih lama maka roket bisa terbang dan ini membahayakan.
Namun untuk mencegah roket bergeser dari posisinya, selama static fire test berlangsung, roket akan "diikat" dengan erat ke landasan. Static fire test full duration adalah tes pembakaran statis dengan durasi yang lebih panjang, ini dilakukan tanpa muatan, dilakukan saat mesin belum dipasang di roket.
Oke tadi beberapa istilah yang umum digunakan dalam dunia astronautika. Jika ada yang kamu belum tahu silahkan tulis di kolom komentar ya, karena daftar ini akan di perbarui kedepannya.
Jangan lupa bagikan artikel ini jika bermanfaat dan terima kasih telah membaca 😊
Komentar